Rabu, 09 April 2008

PENULISAN KATA MAJMUK

Kata Majmuk Bersimulfiks Harus Ditulis Terpadu
Oleh : Arif Irfan Fauzi

Masih banyak kita temui beberapa tulisan yang dalam menuliskan simulfik atau lazim disebut konfiks (gabungan antara awalan dan akhiran) masih dipisah. Misal, Pertanggung jawaban, menumbuh kembangkan, pengembang biakan, menganak tirikan, meluluh lantahkan, membumi hanguskan, dan sebagainya. Penulisan kata-kata tersebut tidak benar dan perlu dibenarkan.

Bila kita lihat dalam kaidah bahasa Indonesia, kata majmuk berasal dari dua kata yang membentuk arti baru. Walaupun secara fakta kata majmuk dibangun dari dua kata, akan tetapi diidentifikasi sebagai satu kata. Dalam hal penulisan kata majmuk, bila antar kata memiliki keeratan atau kesenyawaan maka ditulis serangkai. Akan tetapi bila kedua kata pembangun bersifat lentur, maka bisa ditulis terpisah. Misal, matahari, segitiga, olahraga, pancasila, purbakala, rumah sakit, sapu tangan, kaca mata.

Pada kata majmuk yang tidak bisa berdiri sendiri dalam kalimat harus ditambah dengan afiks. Kata majmuk yang mengalami peristiwa afiksasi berupa simulfik, maka penulisannya harus dirangkai. Hal ini tidak terkecuali pada kata majmuk yang unsur pembangunnya bersifat lentur. Perhatikan beberapa contoh berikut ini, menumbuhkembangkan, pertanggungjawaban, mengolahragakan, menyegitigakan, menaikturunkan, menghitamlegamkan. Lain halnya bila kata majmuk itu hanya kemasukan afiks berupa prefiks atau sufiks, komponennya tetap ditulis terpisah. Misal, membagi rata, membalas budi, memukul mundur.

Akhir-akhir ini, banyak orang mengambil jalan pintas dengan membuat kaidah sendiri. Mereka tidak mau merangkai kata majmuk yang bersimulfik, malah meletakkan simulfik pada kata pertama lalu memisah kata majmuk. Misal, pertanggungan jawab, melipatkan gada, menyebarkan luas, mengikutkan serta dan sebagainya. Hal tersebut juga tidak bisa dibenarkan, sebab kata-kata tersebut bila ditinjau dari aspek kebahasaan sangat rentan kesalahan. Perhatikan struktur dan makna yang dibentuk, kata-kata tersebut tidak bisa mewakili makna yang diacu. Lebih jauh lagi, akan terjadi kerancuan dalam kalimat (bila dipakai dan diterjemahkan secara kontekstual).

Tidak ada komentar: